Kamis, 05 Agustus 2010

MAKALAH HIV/AIDS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian HIV/AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus disebabkan HIV.
Apabila HIV ini masuk kedalam peredaran darah seseorang maka HIV tersebut menyerang sel darah putih. Sel – sel darah putih ini adalah bagian dari system kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi badan dari serangan penyakit. HIV secara berangsur – angsur merusak sel – sel darah putih hingga tidak berfungsi adengan baik.
1. Morfologi (bentuk tubuh pada manusia)
­ Kurang nafsu makan, sehingga tubuh menjadi kurus.
­ Badannya cepat lemah / lelah
­ Terdapat bercak – bercak putih dirongga mulut dan tidak dapat dihilangkan.
­ Wajahnya kelihatan pucat
­ Tidak bergairah
­ Berat badannya menurun.
2. Pelayanan Kesehatan
Terbagi atas :
 Pelayanan Preventif
1. Meningkatkan gaya hidup sehat
2. Memahami penyakit HIV / AIDS, bahaya dan pencegahan
3. Memahami penyakit Inis, bahaya dan pencegahan.
4. Di adakannya konseling tentang HIV / AIDS pada pekerja secara sukarela dan tidak dipaksa.
 Pelayanan Rehabilitatif
1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang masih ada secara maksimal.
2. Penghematan pekerja sesuai kemampuannya.
3. Penyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk menerima penderita
4. Menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pekerja ODHA dan rekan kerja dan pengusaha.


3. Gejala infeksi HIV
 Beberapa orang mungkin menjadi sakit beberapa hari atau beberapa minggu sesudah infeksi.
Gejala seperti flu misalnya, demam pembesaran kelenjar, berkeringat malam, dan batuk – batuk gejala ini biasanya hanya berlangdsung beberapa minggu saja. Lalu hilang dengan sendirinya.
 Pada beberapa orang lagi gejala bisa terus berkembang menjadi gejala – gejala yang lebih lanjuut, seperti pembenaran kelenjar secara lebih meluas dan tidak jelas penyebabnya misalnya dileher, lutut paha dan ketiak. Timbul rasa lemas, berat badan turun 5 kg setiap bulan tanpa sebab yang jelas, batuk kering terus – terusan (seperti batuknya perokok), diare, bercak dikulit, pendarahan yang tak jelas sebabnya sesak nafas, sakit tenggorokan, keringat malam dan demam.
Tanda – tanda yang tidak khas ini adalah inidikasi adanya kerusakan system kekebalan tubuh.
 Kekebalan tubuhnya telah demikian rusaknya akan menjadi penderita AIDS
4. Diagnosa Penyakit
Diagnosa penyakit dilakukan dengan memperhatikan adanya gejala – gejala tersebut diatas dan dipastikan dengan pemeriksaan serum darah. Specimen yang dirajuk berbentuk serum sebanyak 4 cc, dikirim segera kebalai laboratorium keseharan yang terdekat yang penyimpan dan pengiriman spesimen untuk pemeriksaan anti HIV.
1. Bila hasil pemeriksaan anti-HIV negatif maka perlu pemeriksaan ulang setelah 3 bulan kemudian. Karena pada infeksi HIV stadium dini kemungkinan pemeriksaan anti-HIV negatif.
2. bila anti pemeriksaan anti HIV positif perlu konfirmasi anti HIV secara Westerm Blot (WB) bila WB positif berarti orang masih jeropositif AIDS. Untuk itu perlu pemeriksaan lebih lanjut antara lain pemeriksaan yang memperlihatkan adanya penurunan kekebalan tubuh, keganasan atau infeksi oportunistik.
3. apabila hasil pemeriksaan anti HIV positif secara aglutinasi / Immuno Dot / Elisa sedang WB negatif, perlu pemeriksaan ulang anti HIV 3 balan.
5. Penularan
1. Penularan terjadi melalui
a. Hubungan kelamin dengan penderita infeksi HIV / AIDS
b. Penerimaan darah atau produk darah termasuk penggunaan alat suntikan dan alat medik lainnya yang tidak steril dan alat tujuk lain (alat tato, tindik) yang tercemar.
c. Penerimaan organ jaringan atau air mani.
2. Tidak terbukti bahaya penularan melalui jabat tangan, gigitan nyamuk, kolam renang, WC Umum, makan minum, pengguna telepon, dll.
3. Karena sifat penularan tersebut, maka kelompok Resiko tinggi kategorikan sbb :
a. Pria homoseks dengan lebih dari 1 pasangan seksual
b. Penyalahgunaan obat dengan suntikan
c. Wanita yang mempunyai pasangan pria pengidap virus HIV
d. Penderita hemofilia dan penerima transfusi darah atau produk darah lainnya.
e. Pria atau wanita penganut seks bebas.
6. Pengobatan
Pengobatan HIV / AIDS pada dasarnya meliputi aspek medis sosial.
Aspek Sosial
Aspek medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi opotunistik
3. Pengobatan antiretroviral
Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan adari awal sehingga tidak terjadi hal – hal yang berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan keburukan keadaan penderita dengan cepat.
Penyajian makanan hendaknya berfariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan. Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat dan Anabolik Steroid.
Proses penyediaan makanan sangat perlu diperhatikan agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang sangat fatal tanpa kita sadari. Seperti misalnya pemakaian alat – alat masak, pisau untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas buah, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penularan toksopiasma. Begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan jamur.


7. Pencegahan
Pencegahan penyakit HIV yaitu :
1. Pencegahan penularan melalui infeksi hubungan seksual infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual.
a. Hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami, istri, sendiri).
b. Kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam melakukan hubungan seksual pergunakanlah kondom secara benar.
c. Mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan – hubungan seksual diluar nikah
2. Pencegahan Penularan
a. Transfusi darah
b. Produk darah dan plasma
Pastikan agar tidak tercemar HIV.
c. Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit.
3. Pencegahan penularan dari ibu-anak (perinatal)
Diperkirakan 50 % bayi yang lahir dari ibu yang HIV (+) akan terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan. Ini yang perlu disampaikan kepada ibu – ibu yang HIV (+). Ibu seperti ini perlukan seling. Sebaiknya ibu yang HIV (+) tidak hamil.
















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Morfologi
2. Pelayanan Kesehatan
3. Gejala Infeksi Penyakit HIV
4. Diagnosa Penyakit
5. Penularan
6. Pengobatan
7. Pencegahan
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR PUSTAKA

WWW. Geogle Yonon.com.
Corey, Juliance and Matheson, Tanya, “AIDS Information For Women” Wire, Australia, 1989.
Pusat PKM Depkes RI-Leaflet “ AIDS Untuk Masyarakat Umum”1991.
Tirtayasa “Dampak Sosial Ekonomi, Bila Wanita Terserang Aids” dalam berita AIDS Indonesia 10-11, No.04, tahun 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar